From :
Jogja yang mendoakan
To :
Kamu yang berjuang
Kabar yang baik. surat undangan itu
sudah kau genggam. Aku yakin dengan semua kemampuan yang kamu punya. Semuanya
sudah memenuhi syarat yang diajukan. Semoga berhasil untuk seleksi besok.
Semangat dan tetep berdo’a.
Sepenuhnya, kabar ini menyisihkan
sedikit helaan nafas panjang. Betapapun kebahagiaan, selalu ada sisi sedihnya.
Seharusnya aku tidak perlu menyisihkan sedih. Tapi aku tidak bisa memungkir.
Hal itu terjadi.
Untuk profesi ini. waktumu adalah
uang masa depan. Dan untukku, waktu adalah musuh terbesar yang harus kuhadapi.
Mau tidak mau, kamu tidak pernah bisa lagi kugenggam erat. Ada saatnya aku
harus melepas demi keutuhan sebuah kebahagiaan yang kau raih. Hal itu adalah
saat ini.
Jika sekarang aku masih bisa
bertempur denganmu per-jam. Mungkin aku akan mengumpulkan energy tempurku itu
untuk per-hari, yaitu : saat kamu menghubungiku dan memberiku kabar dari
sedikit waktu luangmu. Habislah kau !
Itulah jahatnya aku. Bertempur
denganmu membuatku hidup dengan sengatan listrik tinggi. Jika listrik itu mati
dalam sehari, bisa kau bayangkan apa yang akan aku lakukan. Tidak bisa
men-charger energy. Satu-satunya yang pasti kulakukan hanya tidur panjang. Itu
membosankan.
Apapun itu, aku siap untuk kamu. aku
siap untuk kita. siap.siap.siap. siap grak!
Semangat ya untuk kamu. kamu yang
kubangga. Kamu yang istimewa. kamu yang selalu sesuatu
Tersayang,
Jogja,
05 Juni 2013
Surat untuk LDR
0 comments:
Post a Comment
Komentar